Bloger galau is back.... huahahahahah.... ups.
Kali ini aku mau cerita pengalaman lucu aku dan temanku. Yang menurut aku memalukan, maksud saya sangat memalukan. So, check this out:
Disuatu hari yang cerah (biar dramatis), seorang anak muda pergi ke kampusnya dengan tujuan untuk mengurus keperluan sidang sekaligus meminta revisian skripsinya pada dosen pembimbing skripsinya. Anak muda ini biasanya berangkat jam 12 siang, karena dia tahu kalau dosen PS nya tersebut selalu ada pada waktu jam makan siang.
*ternyata susah bikin cerita dramatis, jadi kembali saja ke style abrak2 kadubruk*
intinya setelah menjumpai dosen PS, aku harus menerima kanyataan klo skripsiku di bilang kurang layak... mak ee....*hancur hati ku*... begitu banyak revisian yang harus di lakukan... dan aku pun GALAU kualitas impor.
Di tengah kegalauan gw, gw dapet sms dari kawan aku, yang intinya ngajak ke salah satu pusat perbelanjaan bwt memperbaiki laptop dia yang juga lagi galau.
Sesampai di sana, lebih dari setengah jam kami cari- cari, tp tak ada 1 pun yang mampu memperbaiki tu laptop. Kami putuskan untuk istirahat sejenak. Dan pilihan kami jatuh pada.... jeng... jeng... jeng... City I**. Yups, tempat ini lumayan sering gw kunjungi klo lagi jalan ke pusat perbelanjaan tersebut.
Kami pun mulai memesan, pelayannya memberikan secarik kertas dengan maksud agar kami menulis pesanan kami di atsnya. Berikut pesanan yang gw tulis di kertas:
- Bihun kuah 2
- Es teh manis 1
- citylink (coklat, strobery) 1
Tak berapa lama pesanan kami datang, 2 bihun kuah yang kelihatan begitu benggiurkan. Es teh manisnya udah datang sebelumnya. *berarti tinggal es nya*
Ketika asik menyantap bihun kuah dengan lahapnya namun masih dalam batas macho. Kejutan itu pun datang. You know what.... Seorang pelayan datang bawa citylink dengan lilin di atasnya ke hadapan kami berdua. Bisa bayangin kan, dua cowok dengan icecream yang ada lilinnya di atas meja kami. It's so kampret you know. Seumur-umur awak mesen citylink ga ada lah sejarahnya pake lilin. Kemachoan kami berkurang 50% pada saat itu. dan kami cuma bisa bengong, ketawak bego, kayak lagi boker trus ada yang masukin petasan ke toilet. Terkejut gilakkk.
Yang lebih parah lagi pada saat itu suasana di sana lagi rame2 nya.... Di sebelah kami segerombolan siswi2 SMA yang tiba2 terdian dari cekikikan mereka sebelumnya melihat romantisnya pesanan kami. dan kekampretan itupun berlanjut dengan salah satu pelayan bertanya "lagi ulang tahun ya mas?" apa ga kampret tu namanya. Udah mereka yang narok lilin jahanam itu, mereka pulak yang nanya.
Pada saat itu kami membodoh *atau lebih tepatnya benar2 bodoh* ga ada niat buat nanyak maksud lilin ini apa. Bedebah memang.
Untung kawan aku ga kesetanan suasana romantis trus bilang gini "met ultah ya beb, trimakasih sudah berada di sisiku" *dan duniapun kiamat... plak*. Suasana saat itu memang tiba2 senyap, sepi. Semua mata tertuju pada kami, dua cowok yang mesen icecream dengan lilin di atasnya.
yg ini aku ambil dari mbah gugel, cuma ilustrasi aja. |
Kira2 ice nya seperti di samping ini, tapi cangkirnya yang pake kaki. dan bukan yang pake blackfores itu ya. di atasnya di taok kayak gelas kecil gt (kayak gelas arak cina yang transparan gt) di dalamnya ada cairan warna merah (yang akhirnya aku tw itu saos bluberry), dgn potongan pisang di dalamnya, di atas potongan pisang itu di tarok lilin kecil jahannam yang romantis. It's so fuckin idiot.
Suer dah, aku yakin ga salah mesen makanan, semua pas kok gw tulis. Apa mreka yang buat kejuatan pelanggan yang ke 1000, ato lagi melihat keromantisan kami. Namun yang pasti, lilin itu bedebah sekali. Kekampretan yang mendalam. kejutan yang tak di harapkan. Kekacauan di atas kegalauan. Sinting....
Dan satu hal lagi yang gw hampir lupa. Untuk memadamkan lilin tu aku seppat mikir buat menggunakan tangan dengan cara memencet sumbunya pake jari *bener2 lo*. Dari pada gw tiup, malah kesan romantisnya makin dapet kan. tapi wkt itu gw cuak aja lah. gw tiup aja. Dan kemudian menurunkan lilin tu dari atas eskrim.
Ini ceritaku.... mana ceritamu?
1 komentar:
romantis.
Posting Komentar